5 Resep Minuman Segar dan Unik Untuk Sajian Berbuka Puasa

Gambar
Bulan Ramadhan menjadi  momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam untuk memperbanyak ibadah .  Adanya kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, menjadikan puasa sebagai salah satu aktivitas penting seorang muslim selama Ramadhan nanti. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan kegiatan lain yang dapat membatalkan puasa dimulai ketika matahari terbit di waktu fajar hingga matahari terbenam.  Menahan  lapar dan dahaga  saat berpuasa  seharusnya tidak lagi menjadi kendala bagi  umat Islam .  Agar tidak bosan menunggu waktu berbuka, coba l akukan aktivitas yang bermanfaat  ketika sedang b erpuasa. M enyiapkan sajian berbuka puasa, misalnya. Ya, meski tidur  dalam keadaan sedang ber puasa itu ibadah,  namun  jangan dijadikannya sebagai   alasan  u ntuk bermalas-malasan . Terlalu banyak tidur justru  tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu, luangkanlah waktu me...

Studi Sejarah; Dari Mulai Gentong Kembar Hingga Aermata Ibu

Gentong Kembar Masjid Agung Lamongan

Masjid Agung Lamongan terletak di Alun-Aun Lamongan tepatnya di JL. KH. Hasyim Asyari No. 16, Tumenggungan Kec. Lamongan Kab. Lamongan. Masjid Agung Lamongan terkenal dengan gentong kembarnya yang berada di depan masjid. Masjid ini pun sempat mengalami renovasi, begitupun dengan kedua gentong tersebut yang diperindah dengan memberikan tumbuh-tumbuhan sebagi hiasan di sekelilingnya. Dua gentong kembar itu menyimpan kisah sejarah, yakni kisah antara putri kembar kerajaan Kediri yakni Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi dengan Panji Laras dan Panji Liris. Konon katanya pada saat itu kerajaan Majapahit mengalami kelemahan dan Adipati Kediri berniat mengambil alih kekuasaan. Adipati Kediri ternyata ragu untk melakukan hal itu maka ia berpikir dan memutuskan untuk melakukan koalisi dengan wilayah pesisir utara Jawa yakni Lamongan, Gresik, Tuban dan Surabaya. Adipati Kediri mendengar bahwa Adipati Lamongan yakni Raden Panji Puspokusumo memiliki putra kembar.

Akhirnya ia memutuskan untuk menjodohkan putri kembarnya dengan putra kembar Adipati Lamongan. Mendengar hal itu Adipati Lamongan merasa bimbang dan akhirnya diberikanlah tiga syarat kepada Adipati Kediri. Namun setelah berangkatlah rombongan Kediri ke Lamongan untuk melamar anji Laras Liris beserta syarat yang dipinta. Ternyata panji Lras Liris menolak menikahi mereka sebab Panji Laras Liris melihat bahwa kaki Dewi Andanwangi dan Andansari berbulu lebat. Menghadapi kenyataan seperti itu dua putri kembar Adipati kediri itu memutuskan bunuh diri dan kemudian perang pun terjadi dan menewasakna Panji Laras Liris serta Adipati Lamongan.

Makam Aermata Ibu

Makam yang populer dan keramat di kalangan masyarakat sekitar ini terletak di Bangkalan tepatnya di desa Buduran Kecamatan Arosbaya. Makam ini adalah makam seorang wanita yang bernama Syarifah ambami.  Syarifah ambami  adalah keturunan Sunan Giri  Gresik yang dipersunting oleh Pangeran Cakraningrat 1 dari Madura. Dikisahkan sejarah makam aermata ibu sebagai berikut. Pada masa silam, walaupun Pangeran Cakraningrat 1 memerintah di Madura tetapi beliau banyak menghabiskan waktunya di Mataram membantu Sultan Agung. Melihat keadaan yang demikian Syarifah ambami merasa sangat sedih. siang malam beliau menangis meratapi dirinya.  Akhirnya beliau bertekad untuk menjalankan pertapaan kemudian bertapalah Syarifah ambani  di sebuah bukit yang terletak di daerah Buduran arosbaya tapaan nya  beliau memohon dan berdoa semoga keturunannya nya kelak sampai pada 7 turunan dapat ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Dalam pertapaannya itu itu secara rohaniah beliau bertemu Nabi Khidir. dari pertemuan itu pulalah beliau memperoleh kabar bahwa permohonannya dikabulkan betapa senangnya hati beliau akhirnya beliau bergegas pulang kembali ke Sampang. Beberapa lama kemudian, pangeran Cakraningrat 1 datang dari Mataram. Maka diceritakanlah semua pengalaman semenjak suaminya berada di Mataram, bahwa beliau menjalankan pertapaan dan diceritakan pula hasil pertapaannya kepada Pangeran Cakraningrat 1.

Berkaitan dengan di atas,setelah selesai mendengarkan cerita istrinya itu. Pangeran cakraningrat 1 bukanlah merasa senang akan tetapi beliau merasa sedih dan kecewa terhadap istrinya mengapa beliau hanya berdoa dan memohon hanya tujuh turunan saja melihat kekecewaan yang terjadi pada diri Pangeran cakraningrat 1 ini. Maka dari itu, beliau merasa berdosa dan bersalah terhadap suaminya, setelah itu pangeran cakraningrat 1  kembali ke Mataram beliau pergi bertapa lagi ke tempat pertapaannya yang dulu dan memohon  ampun atas kesalahan dan dosa terhadap suaminya. Dengan perasaan sedih beliau terus menjalani pertapaannya dengan menangis hingga air matanya mengalir membanjiri sekeliling tempat pertapaannya sampai beliau meninggal dan dimakamkan di tempat tersebut.  Namun terlepas dari masalah percaya atau tidak, karena mata air ini tidak pernah kering bahkan saat kemarau tiba, maka masyarakat sekitar meyakini bahwa mata air ini akan membawa khasiat jika diminum, dapat menyembuhkan penyakit, dan dianggap bisa memperlancar rezeki  karena diyakini bisa mendatangkan berkah. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Sejarah; Dari Mulai Boom Beach Tuban Hingga Masjid Terkenal di Jawa Timur