5 Resep Minuman Segar dan Unik Untuk Sajian Berbuka Puasa

Gambar
Bulan Ramadhan menjadi  momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam untuk memperbanyak ibadah .  Adanya kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, menjadikan puasa sebagai salah satu aktivitas penting seorang muslim selama Ramadhan nanti. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan kegiatan lain yang dapat membatalkan puasa dimulai ketika matahari terbit di waktu fajar hingga matahari terbenam.  Menahan  lapar dan dahaga  saat berpuasa  seharusnya tidak lagi menjadi kendala bagi  umat Islam .  Agar tidak bosan menunggu waktu berbuka, coba l akukan aktivitas yang bermanfaat  ketika sedang b erpuasa. M enyiapkan sajian berbuka puasa, misalnya. Ya, meski tidur  dalam keadaan sedang ber puasa itu ibadah,  namun  jangan dijadikannya sebagai   alasan  u ntuk bermalas-malasan . Terlalu banyak tidur justru  tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu, luangkanlah waktu me...

Studi Sejarah; Dari Mulai Bangunan Candi Hingga Pesantren Abad ke-18

Candi Belahan atau Candi Sumber Tetek

Candi Belahan atau candi Sumber Tetek merupakan salah satu peninggalan majapahit yang masih dapat dikunjungi hingga saat ini. Candi yang dibangun pada tahun 1049 M atau abad ke-11 masa Kerajaan Kahuripan ini berlokasi di Desa Wonosunyo, Kabupaten Pasuruan. Pada hari-hari tertentu candi ini ramai dikunjungi wisatawan untuk melaksanakan ritual ngalap berkah. Selain itu, menurut kepercayaan masyarakat setempat, terdapat larangan bagi wanita yang berhalangan untuk mandi dan bermain air di candi ini karena diyakini dapat menyebabkan kesialan.

Dalam sejarahnya, candi yang terletak di kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Pasuruan ini adalah cikal bakal Petirtaan Jolotundo. Salah satu situs candi sumber mata air Tetek berada di lereng utara Gunung Penanggungan. Candi ini dibangun oleh Raja Airlangga untuk tempat mandi permaisurinya. Dalam kompleks candi tersebut terdapat ukiran relief yang menggambarkan pesan-pesan moral. Lebih lanjut, candi ini juga memiliki kolam dengan patung Dewi Laksmi dan Dewi Sri yang kokoh dan diukir menggunakan batu andesit. Hal yang menjadi daya tarik candi Belahan adalah mengalirnya sumber air melalui payudara kedua patung tersebut sehingga masyarakat menyebutnya dengan Candi Sumber Tetek.

      Pesantren Tegalsari

Pesantren Tegalsari adalah salah satu pesantren tertua di Indonesia. Pesantren ini didirikan oleh Kiai Ageng Mohamad Besari pada paruh pertama abad ke-18. Dalam hal ini, pilihan untuk mendirikan pesantren di Desa Tegalsari muncul karena ajakan dari guru Kiai Ageng Mohamad Besari yaitu Kiai Donopuro yang tinggal di Desa Setono. Terlebih lagi, tidak adanya penjelasan lebih lanjut mengenai pertimbangan pemilihan Desa Tegalsari. Pertimbangan geografis ini menjadi kemungkinan yang paling masuk akal, yaitu letak dari Desa Tegalsari yang berada di sekitar daerah aliran Sungai Keyang. Seperti pada umumya, sebuah pemukiman baru selalu berada di dekat aliran sungai untuk menunjang kebutuhan warganya sehari-hari.

Selanjutnya, dalam perkembangannya, Kiai Ageng sebagai pendiri Pesantren Tegalsari diyakini telah berhasil meletakkan dasar politik pesantren sebagai lembaga pendidikan yang terbebas dari politik praktis. Hingga suatu saat ketika Pesantren Tegalsari berganti kepemimpinan, Kiai Ilyas melanjutkan politik pesantren yang sudah digariskan oleh pendahulunya tersebut. Kiai Ilyas dengan cerdik memanfaatkan stabilitas politik yang ada pada waktu itu untuk membangun tradisi intelektual pesantren. Maka dari itu, tak mengherankan jika Pesantren Tegalsari kemudian dikenal sebagai tempat untuk belajar agama bagi para calon pujangga. Terlebih lagi, masa keemasan dari pesantren ini terjadi ketika Kiai Kasan Besari mulai memimpin Pesantren Tegalsari. Pada masa itu, Pesantren Tegalsari berusaha dilibatkan oleh Sasradilaga dalam Perang Jawa yang diklaim oleh Pangeran Diponegoro sebagai perang suci. Kiai Kasan Besari kemudian menyikapinya dengan mengambil langkah ideologis nonpraktis. Artinya, Kiai Kasan Besari tidak mau terlibat dalam peperangan fisik, tetapi secara moral dan ideologis sepenuhnya memberikan dukungan kepada Pangeran Diponegoro. Pilihan tersebut diambil karena dua alasan yakni semata-mata untuk menjaga eksistensi Pesantren Tegalsari dan menjaga sosial ekonomi masyarakat di Desa Tegalsari.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Sejarah; Dari Mulai Boom Beach Tuban Hingga Masjid Terkenal di Jawa Timur