5 Resep Minuman Segar dan Unik Untuk Sajian Berbuka Puasa
A.
Patung Joko Dolog
Joko Dolog merupakan sebuah patung
yang terletak di Jl. Taman Apsari, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kab.
Surabaya. Patung Joko Dolog yang diyakini sebagai perwujudan dari Raja
Kertanegara (raja terakhir dari kerajaan Singasari) hingga kini eksis menjadi
salah satu cagar budaya dan tujuan destinasi wisata di daerah Jawa Timur. Arca
Joko Dolog ini diperkirakan memiliki usia sekitar 900 tahun dan dianggap lebih
tua dari pada kerajaan Majapahit. Dalam sejarahnya, patung atau arca yang
ditemukan di Trowulan tahun 1812 ini mulanya merupakan kayu jati gelondongan.
Saat ditemukan kemudian benda tersebut diangkat oleh Belanda di sebuah Museum
Belanda yang bernama Van Travel dan sekarang merupakan sekolahan Trimurti.
Namun saat ingin membawa beberapa temuannya ke dalam kapal dikarenakan
terbatasnya tempat akhirnya patung tersebut dikembalikan lagi ke tempat semula
yakni di Jl. Taman Apsari Surabaya
Berdasarkan beberapa keterangan mengenai
tempat ini, sebelum adanya patung Joko Dolog dahulunya terdapat punden yang berada
tepat di bawahnya. Punden tersebut berupa makam tetapi tidak seperti makam
biasanya, karena tidak disertai dengan maisan. Kemudian pada bagian Lapik atau
tempat dudukan Arca Joko Dolog terdapat sebuah prasasti berupa sajak yang
ditulis menggunakan huruf Jawa kuno. Selain itu, patung dan artefak yang berada
di sekitar arca ini seperti Linggoyani, Dwarapala, Dayang, Penari, dan
Prajurit, diyakini oleh masyarakat sekitar tidak memiliki keterkaitan dengan
arca utama melainkan hanya sebagai suatu tambahan saja.
B.
Petirtaan Jolotundo
Petirtaan Jolotundo terletak di
sebuah lereng di utara Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kec. Trawas.
Petirtaan Jolotundo merupakan bangunan petirtaan yang dibuat pada zaman
Airlangga (Kerajaan Kahuripan). Tempat ini terbuat dari batu endesit yang
dipahat halus dan memiliki ukuran panjang 16,85 m, lebar 13,52 m dan
kedalamannya sekitar 5,20 m. Terdapat dua data sejarah yang penting dan
berhubungan dengan kepurbakalaan ini adalah angka 899 yang dipahatkan sebelah
kanan dan tulisan Genpeng di sebelah kiri dinding belakang. Candi ini merupakan
monumen cinta kasih Raja Udayana untuk menyambut kelahiran putranya, Prabu
Airlangga yang dibangun pada tahun 899 Saka. Selain itu, sumber lain yang
menyebutkan bahwa candi ini adalah tempat pertapaan Airlangga setelah
mengundurkan diri dari singgasana dan digantikan oleh anaknya.
Keunikan dari destinasi wisata
sejarah ini adalah debit airnya yang tidak pernah berkurang meskipun musim
kemarau tiba. Berdasarkan penelitian, kualitas airnya terbaik di dunia dan
kandungan mineralnya sangat tinggi. Pada hari-hari tertentu tempat ini
dijadikan sebagai tempat ritual bagi sebagian orang untuk mencari keberkahan.
Oleh sebab itu, di sekitar candi disediakan pendopo dan kazebo untuk menikmati
suasana sejuk dan nyamannya.
Komentar
Posting Komentar