5 Resep Minuman Segar dan Unik Untuk Sajian Berbuka Puasa
Dikisahkan,
suatu hari ada dua remaja bernama Dani dan Doni. Keduanya memiliki hobi yang
sama yakni bermain bola. Singkat cerita, saat keduanya ingin bermain sepak bola
di lapangan dekat rumah, baik Dani atau Doni satupun tidak ada yang membawa
bola. Alasan kelupaan-lah yang mendasari hingga akhirnya salah satu dari mereka
teringat bahwa kawannya Dudi juga memiliki bola.
“Don,
daripada kita ambil bola ke rumah, yuk kita ke rumah Dudi. Pinjam bola sekalian
kita ajak bermain juga, gimana?”. (pinta si Dani).
“Iya
Dan, setuju. Aku juga malas disuruh balik ke rumah. Nanti malah diomelin Mama,
kan tadi aku disuruh makan dulu baru main, trus kabur deh. Yaudah yuk kita ke
rumah Dudi.” (sahut si Doni).
“Lets
go”. (jawab Dani)..
Akhirnya
keduanya berlarian ke rumah Dudi dengan tidak menghiraukan betapa jauhnya jarak
antara rumah Dudi dengan lapangan bola. Singkat cerita, beberapa saat sebelum
sampai ke rumah Dudi, Dani dan Doni yang tidak memakai alas kaki atau sandal
itu, kakinya dipenuhi debu, kotoran dan lumpur. Setelah tiba di rumah Dudi, keduanya pun lantas tidak
membersihkannya dahulu, melainkan langsung berteriak memanggil nama Dudi walau tidak ada
jawaban sama sekali. Hingga akhirnya salah satu diantara mereka, yakni Dani tak sengaja
membuka pintu rumah Dudi yang tidak dikunci. Dani kemudian mengajak Doni untuk masuk
tanpa seizin pemiliknya dan meninggalkan jejak kaki yang kotor menempel
dilantai.
Sinta
yang saat itu mengetahui langsung, lalu menghampiri Dani dan Doni. Sinta kemudian memanggil
dan menasihati keduanya.
“Hey,
kalian masuk rumah orang sembarangan, emang udah mengucapkan salam? keluarlah
kaki kalian itu kotor!” (omel Sinta)
“Biarlah,
bukan urusanmu Sinta. Ini urusan anak laki, pulang sana!”. (jawab Doni).
“Hish.
Awas ya kalian. Wassalamu’alaikum”. (jawab Sinta).
Sinta
yang kesal itu kemudian membiarkan keduanya, ia langsung bersembunyi di semak-semak
karena mengetahui Bu Suti sang tuan rumah tiba-tiba keluar tanpa aba-aba. Bu
Suti yang keluar kemudian marah saat itu juga. Ia melihat pintu rumahnya terbuka lebar dan ruang tamu yang telah dibersihkannya penuh dengan jejak kaki kotor Dani dan Doni.
Sinta yang mendengar Bu Suti marah kepada kedua temannya itu kemudian tertawa
puas di semak-semak. Dani dan Doni lari dan menghampirinya.
“Sinta,
kok kamu ketawa sih. Udah tau Bu Suti marah malah ketawa”. (omel Dani).
“Abisnya
kalian berdua lucu sih, kan udah dibilangin jangan masuk rumah sembarangan.
Apalagi kaki kalian kotor, diomelin kan, dasar bandel hahahahhahah”. (jawab
Sinta).
“Awas
ya kamu Sinta. Tapi ini juga gara-gara kamu Dan, kan kamu yang ngajak aku masuk
ke rumah Dudi”. (jawab Doni).
“Ya
tapi kan aku juga ndak tau kenapa Bu Suti bisa ada di rumah. Setahuku biasanya jam
segini orang tuanya Dudi itu masih kerja, jadi ia sendirian. Kamu jangan nyalain
aku aja dong”. (sahut Dani).
Alhasil
mereka pun saling ejek satu sama lain. Hingga akhirnya salah satu temannya bernama Dedi tak sengaja melewati depan rumah Dudi dan mendengar kebisingan mereka lalu bertanya kepada Sinta.
“Sinta, kenapa kamu diam saja. Itu bertengkar loh, kok bisa sih?” (tanya Dedi)
“Biarin
Ded, mereka memang bandel blablablablab......”. (jawab Sinta dan menceritakan
awal mula kejadiannya).
Setelah mendengar cerita Sinta, Dedi memahami dan ia pun menghampiri dan menasihati keduanya.
“Sudah
sudah cukup, tidak ada yang perlu disalahkan lagi. Ini pelajaran buat kita
semua. Lain kali sebelum kita memasuki rumah atau bertamu, kita harus
membiasakan untuk mengetahui adab-adabnya dulu, seperti;
1.
Mengucapkan salam sampai pemilik rumah keluar
2.
Mengetuk pintu minimal 3× ketukan
3.
Tidak melihat atau mengintip isi di dalam rumah
4.
Menyebutkan nama jika ditanya oleh tuan rumah
5.
Melepas alas kaki yang baik di tempatnya
6.
Sebisa mungkin membawa oleh-oleh
7.
Bila ingin sesuatu izin terlebih dahulu
8.
Mengucapkan terima kasih ke tuan rumah dan mengucapkan salam
Iya memang banyak
sih, tapi adab-adabnya itu lebih baik kita biasakan. Mengerti ya Dani, Doni”.
(jawab Dedi).
“Iya
iya maaf kita berdua yang salah”. (jawab Dani dan Doni serentak).
“Iya
ndak apa. Oh ya Sinta, kamu juga jangan menertawakan mereka, itu kurang pantas
dilakukan bagi seorang teman kepada temannya. Mengerti ya?” (pinta Dedi).
“Iya
iya. Maafin Sinta ya Dani, Doni”. (jawab Sinta).
“Iya
Sinta kita juga minta maaf ya”. (jawab Dani dan Doni).
“Alhamdulillah,
kalau sudah saling memaafkan gini, yuk Dani, Doni bersihkan dulu kakinya di musholla dekat-dekat sini. Setelah itu, kita berempat kembali ke rumah Dudi dan meminta maaf, ya”. (pinta Dedi).
“Ide
bagus tuh, baiklah.” (jawab mereka bertiga serentak).
....
TAMAT😐
Komentar
Posting Komentar